RSS
sebuah rekam jejak seorang gadis pecinta pink

pergilah jingga... kamu berhak bahagia

Sebut aku jingga… seekor kucing anggora betina berbulu lebat dengan warna belang belang putih jingga disekujur tubuhnya..

Aku tidak cantik tp Kata orang aku cukup menarik, bukannya sombong lho,, tapi setidaknya itulah yg aku tau dari pandangan orang orang ketika aku diajak arya jalan jalan keliling kompleks sore hari, atau banyak juga yg secara terang terangan berucap pada arya, laki laki manis pecinta binatang yg tlah menjadi teman setiaku beberapa tahun ini..bahwa mereka ingin memilikiku..dan seperti biasa arya tak pernah mengijinkan mereka, bahkan untuk sekedar menyentuh bulu lebatku..

Kenapa bisa begitu ya?? Entahlah.. tp Ya.. begitulah arya,, dia selalu memperlakukan aku dengan amat sangat special..terutama jika dibandingkan dengan para kelinci, merpati, dan peliharaan lain miliknya yg bertahun tahun juga menemaninya..
Karena sikapnya barusan, sejak aku mengenalnya aku terbiasa main dirumah.. jika ada orang yg mendekatiku ia langsung memasang tampang galak, atau jika ada kucing jantan mendekatiku tak jarang ia bersiap siap untuk mengusir si jantan tadi.. pokoknya bagaimanapun cara akan ia lakukan agar tak ada seorang pun mendekatiku..
Arya memang perhatian,, kebersihan dan kesehatan ku juga amat sangat diperhatikan.. pokoknya jika aku terlihat mulai sakit,, pasti dengan sigap dia membawa ku ke dokter hewan langganannya,,hmm,yg bisa jadi pacarnya pasti sangat beruntung..
Semua itu berlangsung lama hingga suatu musibah menimpa arya,, ia kehilangan orang tuanya.. sejak saat itu arya hanya focus terhadap keluarganya yg tersisa dan saat itu juga semua kebiasaan arya terhadapku berubah total, tidak ada lagi larangan untuk kucing kucing jantan mendekatiku,, bahkan orang orang pun mulai meminta arya memberikan aku pada mereka. Aku sepenuhnya sadar,, cepat atau lambat semua ini pasti terjadi,, meski disaat bersamaan banyak juga pertanyaan yg muncul dibenakku mengenai perubahan sikapnya.

Dan sejak saat itu arya mulai melenyapkan peliharaannya, dimulai dari kelinci yg dijualnya di pasar hewan, kemudian si ikan, disusul oleh merpati.. dan kini tinggal aku yg masih ada…apakah aku akan bernasib sama dengan yg lain??

Seolah mengerti kekhawatiranku, arya pun menghampiriku dan berbicara padaku dengan lembut: “ jingga ku.. aku tau kamu juga merasakan kesedihan akan perubahan yg terasa begitu cepat ini.. aku juga tau, kamu bertanya Tanya tentang ketakutanmu, apakah kamu akan bernasib sama dengan si ikan, kelinci atau si merpati?”
Mendengar itu aku hanya menunduk sambil mengerjapkan mata, tanda setuju.
Arya melanjutkan penjelasannya: “ tidak jingga,, aku tidak akan menjualmu seperti yg aku lakukan kepada mereka.. tp aku akan membiarkanmu bebas.. mencari kehidupanmu yg sesungguhnya,, menemukan pejantan yg bisa membahagiakanmu kelak.. pergilah jingga.. temukan ia..temukan kebahagiaanmu” kali ini dengan sedikit parau, terlihat sekali jika ia berusaha keras menahan air mata.

“ tapi… apakah ini berarti kamu tak mempedulikanku lg? apakah ini berarti aku tak boleh lagi datang kerumah ini arya??” protesku setengah menjerit sedih..

“ tidak sayang.. datanglah sesukamu.. karna akupun pasti akan sangat merindukanmu..semua ini aku lakukan karna aku sayang,, dan kamu berhak bahagia..

bukankah kehidupan ini yg slama ini engkau idamkan? Kehidupan bebas.. dan dengan ini kamu berhak memilih pejantan yg mendekat untuk kamu cintai.. tidak lagi ada aku yg menghalangimu..dan kita selamanya akan berteman” ujarnya dengan senyum terpaksa seraya terus membelai buluku..

“baiklah.. aku pergi.. aku tau ada banyak prioritas yg lebih penting dibanding semua ini..trimakasih telah peduli padaku” ucapku pada akhirnya..

“ baik baiklah jingga.. datanglah kemari bila engkau mau, karna pintu ini tetap terbuka untukmu” ucapnya..

Dan kemudian Aku berdiri menjilati pipinya sebagai tanda perpisahan sebelum aku memutuskan pergi… ya.. aku sadar benar cepat atau lambat ini harus terjadi..
Sebuah kebiasaan yg dianggap begitu menyiksa di awal namun sangat terasa kehilangan ketika samua itu tak lagi ada…

- Sore hari, dengan seribu Tanya – sesaat ketika telpon ditutup -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

untukmu.. sebuah bayangan yg belum sempurna

kadang aku merasa telah menemukanmu...
tp separuh hati ini tak meyakini keberadaanmu..

jadi,,apakah selama ini aku berhalusinasi??
tanyaku
tidak!! semua ini terjadi begitu saja.. under my control
: bantahku dengan segera
bahkan realita yg ada sekarang tlah membawa ku terjun benar benar kedalam suatu kondisi yg sama persis dengan semua yg pernah aku fikirkan..

laki laki itu...
yg saat pernah aku fikirkan..
dengan semua sifat, karakter dan yg lainnya..
kecuali rupa yg tak pernah bisa ku gambarkan..

Apakah memang kau orangnya,.?
jwbn dr doa doa malam ku?
Yg kelak akan berbgi usia dgn ku?
Sungguh,aq tak brani menerbangkan angan menggapai gmintang..tkt tersesat olh asa buta.,,meski sgt ku impikan tempatmu ad dsisiku..

bagaimana mungkin diri ini memasrahkan hati kepada sosok yg pernah ditemuinya...
atau justru harus memasrahkan kepada yg ada dengan mengetahui 1 yg saat ini ku ktakan tidak

ah...rasanya

aku nyaris gilaa...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS