Sebuah rasa yang sengaja terpendam jauh di sudut hati..
“Terasa sulit ketika kita mencoba berjalan diatas tanah yang kontruksinya sudah terlihat rapuh, dimana terlihat banyak patahan diatas permukaannya…semua itu membuat kita semakin takut melangkahkan kaki..”
Dia datang lagi.. dan kali ini aku berusaha bersembunyi.. bersembunyi dari suatu vibrasi yang terasa jauh lebih kuat dari sebelumnya…bahkan resonansinya pun sanggup menyampaikan suatu keadaan yang terjadi pada kita, tanpa perlu ada kata yang saling terucap terucap dari lisan masing masing diantara jarak yang kian terbentang diantara kita…”cukup mengandalkan insting dan firasat yang kerap muncul “
Jika pada akhirnya.. rasa ini akan memporak porandakan sebuah bangunan yang telah lama kita susun bersama, mungkin lebih bijak ku bunuh saja semua tanpa sisa… biar hanya kebahagiaan yang tetap tercipta diantaranya…
Dan,,,
Jika pada akhirnya..rasa ini akan menghilangkan segurat senyum dibibir kita, biarlah semua keinginan ini mati terhunus tajamnya sebuah pedang kata penantian
Untukmu seseorang didalam harapku..
Adalah bohong jika slama ini aku mengungkapkan semua keinginan ku terhadap calon pendamping hidupku yang bertolak belakang dengan semua yang ada pada dirimu, sementara kenyataannya disepertiga malam justru dirimulah yang selalu mengisi untaian do’a ku
Adalah bohong jika slama ini aku bersikap acuh tak acuh terhadap keadaanmu, sementara hati ini selalu gelisah menanti dan berharap adanya kabar baik selalu darimu..
Adalah bohong jika aku bersikap tak peduli terhadap tiap sakitmu, sementara tetesan air mata kekhawatiran slalu ada meski kau tak pernah memberi teu ku tentang keadaanmu..karena alarm ini selalu berbunyi disaat itu,
Untukmu wahai jiwa yang belum pernah tersentuh
Aku yakin dirimu pun merasakan semua kegalauan yang tercipta oleh semua ini,, akan adanya sedikit perbedaan terhadap sikap yang slama ini ku tunjukan padamu.. semua yang memang sengaja ku buat rancu.. biarlah waktu yang menyampaikan semua ini padamu…
Untukmu seseorang yang kerap memenuhi jagad pikiranku..
Semua ini telah menjadi candu bagiku.. bahkan interval yang semula sengaja ingin ku buat untuk menetralkan keadaan, justru malah menggerakkan sebuah pesan yang tersampaikan padamu dan membatalkan semua niatku..
Bukan ku tak ingin akan kehadiranmu, namun aku tak kuasa mencintai dengan separuh hati yang masih terluka menganga oleh kejamnya cinta masa lalu...
Dan jika boleh aku memilih.. b iarlah aku kehilangan rasa yang kumiliki daripada aku harus kehilangan kamu selamanya karna adanya semua ini…
“Maaf jika semua rasa ini ada diantara kita…”
“Karena setiap awalan itu pasti ada akhiran”
Dan untuk kesekian kalinya aku takut kehilangan…
21 november 2010
- Sebuah gubuk ditengah hingar binger kota metropolis –
Untukmu Satu…
0 komentar:
Posting Komentar